Shofiyullah alkahfi Alfiyah

Karya asli shofiyullah alkahfi

العلم
(Alam)
Yaitu alam syakhs dan alam jenis,dan mushannif memulai dengan yang pertama (alam syakhs) dan berkata :

عَلَمُـــــــــهُ كَجَعْـفَــــرٍ وَخِـرْنِقَـــــا ۞ اِسْمٌ يُعَـيِــــّنُ الْمُسَـمَّى مُطْلَقَــــــا
Adalah isim yang menentukan musammanya secara mutlaq,dan alamnya seperti : جَعْـفَــــرٍ dan خِـرْنِقَـــــا
وَشَـذْقَــــمٍ وَهَيْلَـــــةٍ وَوَاشِـــــــقِ ۞ وَ قَـــرَنٍ وَ عَـــــدَنٍ وَلاَحِــــــقِ
Dan قَـــرَنٍ  dan عَـــــدَنٍ  dan لاَحِــــــقِ dan شَـذْقَــــمٍ dan هَيْلَـــــةٍ dan وَاشِـــــــقِ
وَ أَخِّـرَنْ ذَا إِنْ سِـــــوَاهُ صَحِبَــــا ۞ وَ اسْمًـــــــا أَتَى وَ كُنْـيَــــةً وَ لَقَـبَـا
Dan alam datang pada asma’ alam kunyah dan alam laqab ,dan akhirkanlah laqab ketika bersamaan dengan yang lainnya
حَتْمًا وَ إِلاَّ أَتْبِــــــــعِ الَّذِيْ رَدِفْ ۞ وَ إِنْ يَكُـوْنَا مُفْـرَدَيْـــنِ فَأَضِــــفْ
Dan apabila keduanya berupa lafadz mufrad maka wajib diidhafahkan ,dan apabila tidak (tidak mufrad) maka ikutkanlah i’rabnya
وَ ذُو ارْتِجَــــالٍ كَسُعَـــــادَ وَ أُدَدْ ۞ وَ مِنْـــــهُ مَنْقُوْلٌ كَفَضْـــلٍ وَ أَسَــدْ
Termasuk  alam adalah alam manqul seperti lafadz فَضْـــلٍ  dan أَسَــدْ  dan alam murtajal seperti lafadz سُعَـــــادَ  dan أُدَدْ

TERJEMAH TAQRIRAT  :
(مطلقا)dengan tanpa qarinah yang mengeluarkan dari lafadz ,karena menentukan alam dari dzatnya lafadz,berbeda dengan isim ma’rifat yang lain ,yang musammanya diletakkan  dengan lantaran qarinah baik itu ,qarinah ma’nawiyah seperti takallum ,khitab dan ghaib dalam isim dhamir,dan menghadap dalam munada,atau qarinah ma’nawiyah seperti silah dalam maushul dan Al dalam al yang dimasukinya,atau qarinah hissiyyah seperti isyarah dengan jari dalam isim isyarah.
(كجعفر) nama laki-laki
(خرنقا) nama perempuan
(قرن) nama qabilah
(عدن) nama tempat dipesisir negara yaman
(لاحق) nama kudanya shahabat muawiyah
(شذقم) nama unta shahabat nu’man bin mundhir
(هيلة) nama kambing
(واشق) nama anjing
(إسما) yaitu bukan kunyah dan bukan laqab
(وكنية) yaitu alam yang dimulai dengan lafadz أب  danأم  seperti :   أبو عبد الله danأم الخير   ,begitu pula kunyah adalah yang dimulai denganإبن  atauبنت  atauأخ  atauأخت  atauعم  atauعمة  atauخال  atauخالة
(لقبا) yaitu yang memberi pengertian memuji dan mencela dengan melihat mafhumnya yang asli,walaupun sekarang dijadikan nama bagi dzat,seperti namaزين العابدين  danأنف الناقة
(إن سواه) maksudnya isim,maka ucapkanlah : جَاءَ زَيْدٌ زَيْنُ الْعَابدِيْنَ و عُمَرُ الفَارُوْق  ,karena laqab dalam keumumannya pindahan dari nama selain manusia,seperti بطة ,apabila laqab didahulukan maka akan memberikan kesan bahwa yang namanya adalah laqab,dan akan aman ketika laqab diakhirkan.
(فأضف حتما) seperti : سعيد كرز kecuali ada penghalang seperti ketika asma atau laqabnya terdapat Al ,contoh : الحارث كرز dan هارون الرشيد
Ketahuilah ! bahwa Al dalam lafadz yang kedua tidak mencegah idhafah.
(و إلا أتبع الذي ردف) seperti :  هذا عبد الله زين العابدين  dan عبد الله كرز  dan زيد أنف الناقة
(منقول) menjadi sebuah nama setelah menggunakannya pada selain nama
(و ذور تجال) yaitu alam yang sebelum dijadikan nama tidak didahului oleh pemakaian dalam selainnya, 

Keterangan :
عَلَمُـــــــــهُ كَجَعْـفَــــرٍ وَخِـرْنِقَـــــا ۞ اِسْمٌ يُعَـيِــــّنُ الْمُسَـمَّى مُطْلَقَــــــا
Adalah isim yang menentukan musammanya secara mutlaq,dan alamnya seperti : جَعْـفَــــرٍ dan خِـرْنِقَـــــا
وَشَـذْقَــــمٍ وَهَيْلَـــــةٍ وَوَاشِـــــــقِ ۞ وَ قَـــرَنٍ وَ عَـــــدَنٍ وَلاَحِــــــقِ
Dan قَـــرَنٍ  dan عَـــــدَنٍ  dan لاَحِــــــقِ dan شَـذْقَــــمٍ dan هَيْلَـــــةٍ dan وَاشِـــــــقِ

Setelah mushannif membahas isim dhamir,sekarang mushannif membahas isim ma’rifat yang kedua yaitu : Alam
Alam ada 2 yaitu :
1. Alam syakhs
yang akan dibahas disini ,dan pembahasan bab ini lebih banyak membahas alam syakhs.
2. Alam jenis
Alam ini disebutkan oleh mushannif  (ibnu malik) diakhir bab.

1. Alam syaks
Alam syakhs adalah :
هُوَ الْإِسْمُ الَّذِيْ يُعَيِّنُ مُسَمَّاهُ مُطْلَقًا
Yaitu isim yang menentukan musammanya secara mutlaq.

Seperti : خالد (yang menunjukkan nama seseorang bernama khalid).
Qayyid الْإِسْمُ  memasukkan isim ma’rifat dan isim nakirah.
Qayyid يُعَيِّنُ مُسَمَّاهُ   mengecualikan isim nakirah,karena isim nakirah menunjukkan sesuatu secara tidak menentu.
Dan qayyid مُطْلَقًا  (tanpa qarinah) mengecualikan isim- isim  ma’rifat yang lain ,karena isim-isim marifat selain alam ,bisa menunjukkan musammanya dengan bantuan qarinah,

Qarinah ada 3 :
1. Lafdizyyah :
Seperti Al pada lafadz yang dimasukinya (الفرس),ketika Al hilang maka menjadi isim nakirah(فرسٌ).
2. Ma’nawiyyah : seperti takallum dalam أنا  dan khitab dalam أنت  dan ghaib dalam هو
3. Hissiyyah : seperti isyarah dengan jari dalam isim isyarah.
Ringkasnya ,Alam dengan tanpa qarinah ,bisa menunjukkan kema’rifatannya,
Kemudian mushannif menyontohkan dengan beberapa alam (nama) ,yaitu :
1. جعفر : nama seorang laki- laki
2. خرنقا : nama perempuan
3. قرن : nama golongan atau kelompok
4. عدن  : nama tempat dipesisir tanah yaman
5. لاحق : nama kuda shahabat muawiyah
6. شذقم : nama kuda shahabat nu’man
7. هيلة  : nama kambing
8. واشق : nama anjing.
FAEDAH
 Sesuai madzhabnya mushannif alam jenis tidak tergolong dalam ta’rif alam dalam bab ini.
 Keterangan
1. جعفر Adalah nama laki-laki yang pindahan dari nama salah satu bengawan
2. خرنقا  Adalah nama perempuan penyair (yaitu saudara seibunya tharafah) yang pindahan dari nama anak kelinci.
3. قرن  Nama kelompok yang ketuanya adalah qarn bin radman.
4. هيلة  Nama kambingnya sebagian wanita arab.
PEMBAGIAN ALAM
وَ أَخِّـرَنْ ذَا إِنْ سِـــــوَاهُ صَحِبَــــا ۞ وَ اسْمًـــــــا أَتَى وَ كُنْـيَــــةً وَ لَقَـبَـا
Dan alam datang pada asma’, alam kunyah dan alam laqab ,dan akhirkanlah laqab ketika bersamaan dengan yang lainnya

Alam dipandang dari peletakannya,dibagi menjadi 3 :
1. Alam asma’
Alam asma’ adalah :
وَ هُوَ مَا أُطْلِقَ عَلَى الذَّاتِ أَوَّلاً، نَحْوَ: خَالِدٌ، هِنْدٌ.
Yaitu alam yang diucapkan pertama kali untuk dzat,seperti lafadz : خَالِدٌ، هِنْدٌ
Alam asma’ adalah : alam yang tidak merupakan alam kunyah dan alam laqab,dan keduanya akan diterangkan setelah ini.
2. Alam kunyah
Alam kunyah adalah :
مَا أُطْلِقَ عَلَى الذَّاتِ بَعْدَ التَّسْمِيَّةِ. وَ صُدِّرَ بِأَبٍ أَوْ أُمٍّ نَحْوُ: أَبُوْ حَفْصَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّاب، عَائِشَةُ أُمُّ الْمُؤْمِنِيْنَ،
Yaitu alam yang diucapkan atas dzat setelah dibuat nama,dan alam ini dimulai dengan lafadz أبٌ atau أُمٌّ ,seperti contoh : أَبُوْ حَفْصَ  dan  أُمُّ الْمُؤْمِنِيْنَ
Termasuk alam kunyah lagi,adalah :
- أبو القاسم
- أبو بكر
- أم كلثوم
- أبو طالب
- أبو لهب

3. Alam laqab
Alam laqab adalah :
وَ هُوَ مَا  أُطْلِقَ عَلَى الذَّاتِ بَعْدَ التَّسْمِيَّةِ وَ أَشْعَرَ بِمَدْحٍ أَوْ ذَمٍّ
Yaitu alam yang diucapkan atas dzat setelah dibuat nama,dan alam ini memberikan pengertian memuji atau mencela
Seperti :زين العابدين ؛ أنف الناقة

Kumpulnya alam
Ketika ketiga alam ini kumpul dengan yang lainnya,maka ada tiga gambaran yaitu  :
1. Alam asma’ dengan alam laqab,maka wajib mengakhirkan laqab,seperti : عمر الفاروق
Karena alam laqab seperti menjadi sifat dari alam asma’ ,dan sifat berada diakhir (dari maushuf)
Catatan:
Dan  terkadang laqab didahulukan ,yaitu ketika laqabnya lebih masyhur dibanding namaya,seperti firman Allah :
إنما المسيح عيسى إبن مريم
2. Alam asma’ dengan alam kunyah,maka boleh memilih antara mendahulukan asma’ / kunyah atau mengakhirkannya , seperti : عُمَرُ أَبُوْ حَفْصٍ  atau أَبُوْ حَفْصَ عُمَرُ 
3. Alam kunyah dengan alam laqab,ada 2 pendapat :
1. Menurut dhahirnya kalam ibnu malik  wajib mengakhirkan laqab ,seperti : أَبُوْ حَفْص الفَارُوْقُ
2. Menurut jumhurul ulama’ boleh memilih,seperti : أَبُوْ حَفْص الفَارُوْقُ   atau الفَارُوْقُ أَبُوْ حَفْص
FAEDAH
 Alasan  lain kenapa laqab wajib diakhirkan adalah : karena  kebanyakan dalam alam laqab adalah pindahan dari selain manusia,dan apabila didahulukan ,maka akan disangka yang pertama adalah namanya (asma’nya).
 Tidak ada tartib bagi alam kunyah dan alam lain yang bersama kunyah.
 Kalam mushannif difaham memuat kunyah dan asma’,dalam sebagian nushah (redaksi alfiyah) disebutkan :
وَ ذَا إِجْعَلْ آخِرًا إِنِ اسْمًا صَحِبَا
Dan akhirkanlah alam laqab ketika bersamaan dengan alam asma’
Maka tidak ada indikasi akan adanya alam kunyah.

حَتْمًا وَ إِلاَّ أَتْبِــــــــعِ الَّذِيْ رَدِفْ ۞ وَ إِنْ يَكُـوْنَا مُفْـرَدَيْـــنِ فَأَضِــــفْ
Dan apabila keduanya berupa lafadz mufrad maka wajib diidhafahkan ,dan apabila tidak (tidak mufrad) maka ikutkanlah i’rabnya
Ketika alam asma’ bersama dengan alam laqab ,maka terdapat hukum i’rab ,yaitu pada alam asma’ dii’rabi sesuai tuntutan amil,sedangkan alam laqab terdapat 4 gambaran :
1. Apabila keduanya mufrad (tidak murakkab) maka wajib mengidhafahkan yang awal kepada yang kedua ,seperti : جاء عليُّ سعيدٍ هَذَا سَعِيْدُ كُرْزٍ
2. Apabila keduanya murakkab,seperti : هذا عبدُ اللهِ زينُ العابدين
3. Apabila yang  pertama murakkab dan yang kedua mufrad,seperti : هذا عبدُ الله سعيدٌ
4. Apabila yang pertama mufrad dan yang kedua murakkab ,seperti : هذا عليٌّ زينُ العابدين
Dalam gambaran pertama  ,hukumnya wajib mengidhafahkan lafadz yang pertama pada lafadz yang kedua,
Dan dalam tiga gambaran terakhir tercegah untuk  diidhafahkan,dan lafadz yang kedua dii’rabi sesuai i’rab yang pertama (tabi’)dalam rafa’,nashab atau jar.


FAEDAH
 Ketika keduanya (asma’ dan laqab )sama-sama mufrad wajib diidhafahkan selama tidak ada pencegah,seperti ketika terdapat AL pada mudhaf,maka dilarang untuk memudhafkannya,dan pendapat ini diusung oleh ulama’ bashrah dan ibnu malik.
Menurut ulama’ kufah ketika keduanya mufrad,boleh untuk diitba’kan,seperti :
Rafa’ :  هَذا سَعِيْدٌ كُرْزٌ  
Nashab : رَأَيْتُ سَعِيْدًا كُرْزًا
Jar : مَرَرْتُ بِسَعِيْدٍ كُرْزٍ  .
 AL ketika terdapat pada lafadz yang kedua tidak mencegah mudhaf,seperti : هَارُوْنُ الرَّشِيْدِ . 

ALAM MANQUL DAN MURTAJAL
وَ ذُو ارْتِجَــــالٍ كَسُعَـــــادَ وَ أُدَدْ ۞ وَ مِنْـــــهُ مَنْقُوْلٌ كَفَضْـــلٍ وَ أَسَــدْ
Termasuk  alam adalah alam manqul seperti lafadz فَضْـــلٍ  dan أَسَــدْ  dan alam murtajal seperti lafadz سُعَـــــادَ  dan أُدَدْ
..................................... ۞ وَ جُمْلَةٌ................................
Dan jumlah ......................................................................


Alam dibagi menjadi 2 :
1. Alam murtajal
Yaitu alam yang tidak digunakan untuk yang lain (tidak mempunyai makna) sebelum dijadikan nama/alam,seperti : سُعَـــــادَ  dan  أُدَدْ
2. Alam manqul
Yaitu alam yang sebelum dijadikan nama sudah digunakan (untuk makna yang lain),seperti : حَارِثُ (nama seseorang) yang sebelum dijadikan nama ma’nanya adalah petani.

Alam manqul dipindah bisa dari :
1. Sifat,seperti : حَارِثُ (petani) menjadi حَارِثُ  (nama seseorang)
2. Mashdar ,seperti : فضْل  (utama) menjadi فضْل  (nama seseorang)
3. Isim jenis ,seperti : أسَدٌ (macan) menjadi أسَدٌ  (nama seseorang)
4. Jumlah ,seperti : زيْدٌ قَائِمٌ  (tarkib isnadi) menjadi زيْدٌ قَائِمٌ  (nama seseorang)
Untuk sifat,mashdar dan isim jenis,semuanya dihukumi mu’rab,sedangkan untuk yang jumlah i’rabnya menggunakan i’rab hikayah,contoh : جَاءَ زَيْدٌ قَائِمٌ وَ رَأَيْتُ زَيْدٌ قَائِمٌ وَ مَرَرْتُ بِزَيْدٌ قَائِمٌ
Dan ini tergolong alam jumlah ,sesuai dalam nadzam mushannif  وَ جُمْلَةٌ
FAEDAH
 Lafadz juga tergolong alam manqul, yaitu pindahan dari mashdar  :
زَادَ – يَزِيْدُ - زَيْدًا
 Manqul dari jumlah bisa terdiri dari :
1. Jumlah fi’liyyah ,seperti : قَامَ زَيْدٌ
2. Jumlah ismiiyyahseperti : زَيْدٌ قَائِمٌ
Untuk alam manqul dari jumlah ismiyyah,menurut suatu pendapat tidak pernah terjadi,dan ulama’ nahwu hanya meyamakannya dengan jumlah fi’liyyah.


ذَا إِنْ بِغَيْـرِ وَيْـــــهٍ تَـــــمَّ أُعْـرِبــــَا ۞ وَ جُمْلَـــــةٌ وَ مَــــا بِمَــــزْجٍ رُكِّـبَا
Dan jumlah, dan alam yang ditarkib maji,apabila diakhiri dengan selain وَيْـــــهٍ  maka dii’rabi

كَعَبْـدِ شَمْــــسٍ وَ أَبــــِيْ قُحَـافَــــةْ ۞ وَشَاعَ  فيِ اْلأَعْلاَمِ ذُو اْلإِضَافَــــةْ
Dan masyhur dalam berberapa alam adalah alam idhafi,seperti : عَبْـدِ شَمْــــسٍ  dan أَبــــِيْ قُحَـافَــــةْ
كَعَلَمِ اْلأَشْخَاصِ لَفْظًا وَ هُوَ عَـــمّ ۞ وَ وَضَعُوْا لِبَعْضِ اْلأَجْنَاسِ عَلَمْ
Ulama’ meletakkan alam pada sebagian jinis ,yang seperti alam syakhs dalam lafadznya,dan alam jinis maknanya lebih umum
وَ هَــــكَــــــذَا ثُعَـالَـــــةٌ لِلثَّعْـلَــــبِ ۞ مِنْ ذَاكَ أُمُّ عِرْيَــــــــطٍ لِلْعَقْـرَبِ
Dibanding alam syakhs,seperti : أُمُّ عِرْيَــــــــطٍ  untuk jenis kala jengking ,begitujuga ثُعَـالَـــــةٌ  untuk garangan
كَـذَا فَجَـــــارِ عَلَمٌ لِلْفَجَـــــــــرَةْ ۞ وَ مِثْـلُـــــهُ بَـــــــــرَّةٌ لِلْـمَـبَــــــــرَّةْ
Dan sesamanya أُمُّ عِرْيَــــــــطٍ  adalah بَـــــــــرَّةٌ  untuk kebagusan dan juga فَجَـــــارِ untuk alam bejat

TERJEMAH TAQRIRAT  :
(و  جملة) seperti زَيْدٌ مُنْطَلِقٌ  dan تَأَبَّطَ شَرًّا
(و  ما بمزج) setiap kalimah yang salah satunya dicampur dengan yang lain ,dan lafadz yang kedua ditempati tempatnya ta’ ta’nits dari kalimah,karena i’rabnya adalah lafadz yang kedua.
(أعربا) seperti i’rabnya isim yang tidak menerima tanwin,seperti : بَعْلَبَكَّ   apabila suatu lafadz diakhiri dengan وَيْهٍ  maka dimabnikan kasrah karena memenangkan lafadz yang kedua dan karena merupakan isim saut yaitu yang tidak bisa dipengaruhi oleh amil-amil yag masuk dan dibaca kasrah karena secara asal untuk menyelamatkan,seperti : جَاءَ سِيْبَوَيْهٍ
(علم ) seperti أُسَامَةَ yang menjadi alam bagi : أَسَدٌ
(كعلم الأشخاص) secara lafadz maka
tidak bisa dimudhafkan
dan tidak bisa dimasuki AL
dan tidak disifati dengan nakirah
dan bisa dibuat permulaan
dan isim nakirah setelahnya dinashabkan menjadi hal
dan tercegah menerima tanwin besertaan dengan sebab yang lain,selain alam seperti ta’nits
(و هو عم) madlulnya alam jinis menyeluruh seperti madlulnya isim nakirah tidak dikhususkan satu yang tertentu.


Keterangan :

ALAM TARKIB MAZJI
ذَا إِنْ بِغَيْـرِ وَيْـــــهٍ تَـــــمَّ أُعْـرِبــــَا ۞ ............ وَ مَــــا بِمَــــزْجٍ رُكِّـبَا
....................... dan alam yang ditarkib maji,apabila diakhiri dengan selain وَيْـــــهٍ  maka dii’rabi

Alam yang terdiri dari tarkib mazji apabila diakhiri dengan selain وَيْـــــهٍ maka dii’rabi,seperti : بَعْلَبَكَّ
- جَاءَنِيْ بَعْلَبَكُّ .
- رَأَيْتُ بَعْلَبَكَّ .
- مَرَرْتُ بِبَعْلَبَكَّ.
Dan dii’rabi seperti i’rabnya isim ghairu munsharif ,
Dan apabila diakhiri dengan lafadz  وَيْـــــهٍ   maka dimabnikan,seperti :
- جَاءَنِيْ سِيْبَوَيْـــــهِ.
- رَأَيْتُ  سِيْبَوَيْـــــهِ.
- مَرَرْتُ بِسِيْبَوَيْـــــهِ.
Catatan :
 Dalam tarkib mazji bisa dibaca mabni fathah,yaitu :
- جَاءَنِيْ بَعْلَبَكَّ .
- رَأَيْتُ بَعْلَبَكَّ .
- مَرَرْتُ بِبَعْلَبَكَّ.
FAEDAH
 Alam yang diakhiri dengan وَيْـــــهٍ    dimabnikan kasrah karena tergolong asma’ saut (isim yang menunjukkan arti suara) yang tidak mengalami perubahan ketika dimasuki amil dan dimabnikan kasrah karena menyelamatkan dari bertemunya dua huruf mati.

ALAM TARKIB IDHAFI
كَعَبْـدِ شَمْــــسٍ وَ أَبــــِيْ قُحَـافَــــةْ ۞ وَشَاعَ  فيِ اْلأَعْلاَمِ ذُو اْلإِضَافَــــةْ
Dan masyhur dalam berberapa alam adalah alam idhafi,seperti : عَبْـدِ شَمْــــسٍ  dan أَبــــِيْ قُحَـافَــــةْ
Termasuk bagian dari alam manqul adalah alam yang terdiri dari mudhaf/mudhaf ilaih dan hal ini banyak terjadi dengan dalil dalam nadamnya mushannif : وَشَاعَ
Alam tarkib idhafi dibagi menjadi dua :
1. Tidak berupa kunyah
Seperti contoh : عَبْـدِ شَمْــــسٍ 
2. Berupa kunyah
Seperti contoh : أَبــــِيْ قُحَـافَــــةْ

FAEDAH
 Adalah alam kunyah dari utsman yang merupaka orang tua dari sayyidina abu bakar.

ALAM JINIS
كَعَلَمِ اْلأَشْخَاصِ لَفْظًا وَ هُوَ عَـــمّ ۞ وَ وَضَعُوْا لِبَعْضِ اْلأَجْنَاسِ عَلَمْ
Ulama’ meletakkan alam pada sebagian jinis ,yang seperti alam syakhs dalam lafadznya,dan alam jinis maknanya lebih umum
وَ هَــــكَــــــذَا ثُعَـالَـــــةٌ لِلثَّعْـلَــــبِ ۞ مِنْ ذَاكَ أُمُّ عِرْيَــــــــطٍ لِلْعَقْـرَبِ
Dibanding alam syakhs,seperti : أُمُّ عِرْيَــــــــطٍ  untuk jenis kala jengking ,begitujuga ثُعَـالَـــــةٌ  untuk garangan
كَـذَا فَجَـــــارِ عَلَمٌ لِلْفَجَـــــــــرَةْ ۞ وَ مِثْـلُـــــهُ بَـــــــــرَّةٌ لِلْـمَـبَــــــــرَّةْ
Dan sesamanya أُمُّ عِرْيَــــــــطٍ  adalah بَـــــــــرَّةٌ  untuk kebagusan dan juga فَجَـــــارِ untuk alam bejat

Pengertian alam jinis
Alam jinis adalah :
عَلَمُ الْجِنْسِ هُوَ مَوْضُوْعٌ لِلْمَاهِيَّةِ الْمُعَيَّنَةِ بِإعْتِبَارِ حُضُوْرِهَا
Alam jinis yaitu alam yang dicetak untuk menunjukkan mahiyyat (haqiqat suatu perkara) yang tertentu dengan memandang hadirnyasosok perkara tersebut,
seperti contoh : أُسَامَةَ
Sejak asal cetaknya lafadz أُسَامَةَ  sudah diperuntukkan dalam hati dengan tanpa melihat cakupan afrad-afradnya,karena macam-macam أُسَامَةَ  sudah berhasil dicakup sejak asal cetaknya.
Hukum alam jinis
Alam jinis secara lafadz serupa dengan alam syakhs,yaitu diantaranya sama-sama bisa dibuat mubtada’
Seperti contoh :
- أُسَامَة حَيَوَانٌ مُفْتَرِشٌ
- زَيْدٌ حَيَوَانٌ نَاطِقٌ
Sedangkan alam jinis dalam segi makna serupa dengan isim nakirah yaitu tidak tertentu pada suatu perkara (umum) dan ini yang dimaksud mushannif dengan وَ هُوَعَمّ مِنْ ذَاكَ  .

Alam jinis sesuai contohnya mushannif terbagi menjadi dua :
1. Alam jinis  yang menunjukkan dzat
Seperti contoh : أمُّ عِرْيَطٍ  (nama jinis kalajengking)
                         ثُعَالَةٌ  (nama jinis garangan)
2. Alam jinis yang menunjukkan makna
Seperti contoh : بَرَّةٌ  (nama jinis kalajengking)
                        فَجَارٌ  (nama jinis garangan).

الإشارة
(Isim Isyarah)
TERJEMAH TAQRIRAT
Yaitu sesuatu yang dicetak untuk menunjukkan perkara yang diisyarahi,secara kasat mata dengan jari atau sesamanya,
Maka musyar ilaih (yang diisyarahi) wajib hadir /ada dan bisa disaksikan / kasat mata
Maka tergolong majaz apabila menggunakan isim isyarah pada sesuatu yang ma’qul (yang diangan-angan) dan yang tidak tampak oleh mata.
Majaz adalah sesuatu yang diberlakukan diselain apa yang menjadi istilahnya mukhatab.

بِــــذِيْ وَذِهْ تِيْ تَا عَلَى اْلأُنْثَى اقْتَصِــرْ ۞ بِذَا لِمُفْـرَدٍ مُذَكَّــــــرٍ أَشِـــــــــــرْ
Isyarahilah dengan ذَا untuk mufrad mudzakar,dan ذِيْ ذِهْ تِيْ تَا untuk muannats
وَ فِيْ سِـــوَاهُ ذَيْنِ تَيْنِ اذْكُرْ تُطِعْ ۞ وَ ذَانِ تَانِ لِلْمُثَـنَّى الْمُرْتَفِـــــــــــعْ
Dan ذَانِ تَانِ  untuk mutsanna tingkah rafa’ dan dalam selain rafa’ sebutkanlah ذَيْنِ تَيْنِ
وَالْمَدُّ أَوْلَى وَ لَدى الْبُعْدِ انْطِقَــــا ۞ وَ بِأُولَى أَشِـــــرْ لِجَمْعٍ مُطْلَـقَـــــا
Dan isyarahilah dengan أُولَى untuk jama’ secara mutlaq,dan membaca mad lebih utama
,Dan ketika menghendaki makna jauh maka ucapkanlah
وَاللاَّمُ إِنْ قَدَّمْتَ هَـــا مُمْتَنِعَـــــةْ ۞ بِالْكَافِ حَرْفًا دُوْنَ لاَمٍ أَوْ مَعَــــهْ
Dengan kaf sebagai huruf dengan tanpa lam atau bersama lam ,dan lam tercegah apabila didahului ha’ tanbih
دَانِي الْمَكَانِ وَ بِهِ الْكَافَ صِــــلاَ ۞ وَ بِهُـنَـــا أَوْ هَهُـنَـــــا أَشِــــــرْ إِلَى
Dan dengan هُـنَـــا atau هَهُـنَـــــا isyarahilah pada tempat yang dekat,dan sambunglah dengan kaf
أَوْ بِهُنَـــالِكَ انْطِقَــــــنْ أَوْ هِـنَّـــــا ۞ فـــــيِ الْبُعْـدِ أَوْ بِثَمَّ فُــــهْ أَوْ هَنَّا
Didalam musyar ilaih jauh ,atau denganثَمَّ  atau هَنَّا atau ucapkanlah هُنَـــالِكَ atau هِـنَّـــــا



(ذه) dengan disukun ha’ dan kasrah ha’nya
(المرتفع) secara mahal karena keduanya (ذان + تان) diletakkan untuk menunjukkan waqi’ tasniyah mudzakar dan muannats dan bukan isim tasniyah karena keduanya isim mabni
(مطلقا) baik mudzakar muannats berakal atau tidak berakal
(و المد أولى) lebih utama dibanding qasr ,karena membaca panjang adalah lughatnya ahli hijaz ,seperti apa yang ada dalam alquran هأنْتُمْ أوْلَاءِ تُحِبُّوْنَهُمْ .
Dan qasr adalah lughatnya bani tamim
(و لدى البعد) secara haqiqat dan secara hukum
(بالكاف حرفا) karena menunjukkan makna khitab dan makna mukhatab.
(دون لام) adalah lughatnya bani tamim.
(أو معه) menurut lughat ahli hijaz maka bisa diucapkan ذَاكَ  dan ذالك
(ممتنعة) karena tidak disukainya banyaknya tambahan,maka tidak bisa diucapkan :
(و به الكاف صلا) dibaca fathah dan mufrad selamanya

KAEDAH
Ketika bertentangan antara lughatnya ahli hijaz dan ahli tamim maka dimenangkan lughatnya ahli hijaz.


PENGERTIAN ISIM ISYARAH
Isim isyarah adalah :
هُوَ مَا وُضِعَ لِمُشَارٍ إِلَيْهِ حِسِّيًّا بِالأُصْبُعِ وَ نَحْوِهِ
Yaitu lafadz yang dicetak untuk menunjukkan sesuatu yang diisyarahi yang kasat oleh mata dengan perantara jari tangan atau sesamanya.

Seperti contoh : هَذَا إنْسَانٌ
Maka musyar ilaihnya (إنْسَانٌ) waib hadir dan tampak oleh mata dan penggunaan isim isyarah dalam hal yang diangan – angan adalah tergolong majaz ,seperti : هَذَا عِلْمٌ .

LAFADZ-LAFADZ ISIM ISYARAH

بِــــذِيْ وَذِهْ تِيْ تَا عَلَى اْلأُنْثَى اقْتَصِــرْ ۞ بِذَا لِمُفْـرَدٍ مُذَكَّــــــرٍ أَشِـــــرْ
Isyarahilah dengan ذَا untuk mufrad mudzakar,dan ذِيْ ذِهْ تِيْ تَا untuk muannats
وَ فِيْ سِـــوَاهُ ذَيْنِ تَيْنِ اذْكُرْ تُطِعْ ۞ وَ ذَانِ تَانِ لِلْمُثَـنَّى الْمُرْتَفِـــــعْ
Dan ذَانِ تَانِ  untuk mutsanna tingkah rafa’ dan dalam selain rafa’ sebutkanlah ذَيْنِ تَيْنِ
وَالْمَدُّ أَوْلَى ........................ ۞ وَ بِأُولَى أَشِــرْ لِجَمْعٍ مُطْلَـقَـــا
Dan isyarahilah dengan أُولَى untuk jama’ secara mutlaq,dan membaca mad lebih utama
,.....................................................................................................

Lafadz – lafadz isim isyarah adalah :
1. ذا .
ذا  Adalah isim isyarah untuk musyar ilaih mufrad mudzakar
Seperti contoh : هَذَا رَجُلٌ
هَذَا إنْسَانٌ
Catatan :
Ada 2 pendapat mengenai asalnya ذا ,yaitu :
a. Menurut ulama’ bahsrah :
Asalnya adalah : ذَيَيٌ
Lam fi’il dibuang karena i’tibath (pembuangan tanpa alasan) kemudian ain fiilnya diganti alif karena berharakat dan jatuh setelah fathah,maka menjadi : ذَا
b. Menurut ulama’ kufah
Lafadz ذَا  huruf alif adalah isyba’ (huruf yang timbul pada saat memanjangkan suara) sedangkan asalnya hanya satu huruf yaitu : ذَ.
2. تا ؛ تي ؛ ذه ؛ ذي.
Adalah isim isyarah untuk musyar ilaih mufrad muannats
Seperti contoh :
- ذيْ فَاطِمَةٌ
- ذِهْ فَاطِمَةٌ
- تِيْ فَاطِمَةٌ
- تَا فَاطِمَةٌ
Catatan :
Jumlah total isim isyarah untuk musyar ilaih mufrad muannats  :  .
1. ذيْ
2. ذهْ
3. ذه
4. ذهِ
5. ذاتُ
6. تِيْ
7. تِهْ
8. تِه
9. تِهِ
10. تَا
3. ذان
Adalah isim isyarah untuk musyar ilaih tasniyah mudzakar dalam tingkah rafa’
Seperti contoh: جَاءَنِي ذَانِ(dua orang laki-laki ini datang padaku)
Sedangkan dalam tingkah nashab dan jar menggunakan lafadz ذَيْنِ
Contoh :رَأَيْتُ ذَيْنِ مَرَرْتُ بِذَيْنِ

4. تَانِ.
Adalah isim isyarah untuk musyar ilaih tasniyah muannats dalam tingkah rafa’
Seperti : تَانِ فَاطِمَتَانِ
Sedangkan dalam nashab dan jar menggunakan : تَيْنِ
إنَّ تَيْنِ فَاطِمَتَانِ
مَرَرْتُ بِتَيْنِ
5. أوْلَى.
Adalah isim isyarah untuk musyar ilaih jama’ secara mutlaq (baik itu muannats maupun mudzakar,berakal atau tidak berakal).
أُوْلَى رِجَالٌ
أُوْلَى نِسَاءٌ
أُوْلَى أَشْجَارٌ


Dan lafadz lebih utama dibaca panjang menjadi : karena terjadi dalam alquran dan merupakan lughatnya ahli hijaz,seperti firman allah :
هأنْتُمْ أوْلَاءِ تُحِبُّوْنَهُمْ
Catatan :
أوْلَاءِ Adalah lughat hijaz sedangkan أُوْلَى  adalah lughatnya tamim dan juga lughatnya qais,rubaiah dan asad.

FAEDAH
 Ketika terjadi perbedaan antara lughat ahli hijaz dan ahli tamim ,maka didahulukanlah lughat ahli hijaz.
 Dan sedikit sekali lafadz أُوْلَى untuk sesuatu yang tidak mempunyai akal,seperti : أُوْلَى أيَّامٌ.


ISYARAH JAUH

...............وَ لَدى الْبُعْدِ انْطِقَــــا ۞ ......................................
.......................................................................................
,Dan ketika menghendaki makna jauh maka ucapkanlah
وَاللاَّمُ إِنْ قَدَّمْتَ هَـــا مُمْتَنِعَـــــةْ ۞ بِالْكَافِ حَرْفًا دُوْنَ لاَمٍ أَوْ مَعَــــهْ
Dengan kaf sebagai huruf dengan tanpa lam atau bersama lam ,dan lam tercegah apabila didahului ha’ tanbih


Musyar  ilaih ada 2 pangkat :
1. Musyar  ilaih dekat
2. Musyar ilaih jauh
Semua yang telah disebutkan mushannif tergolong musyar ilaih dekat,ketika menghendaki jauh maka datangkanlah kaf bersama lam seperti :
- ذا  Menjadi ذاك ؛ ذلك 
- تا Menjadi تاك ؛ تالك
- ذان Menjadi ذانك ؛ ذانلك
- تان  Menjadi تانك ؛ تانلك
- أولىMenjadi أولئك ؛ أوللك


Catatan :
 Tidak ada khilaf bahwa kaf merupakan huruf khitab dan tidak mempunyai i’rab.

Apabila sebelum isyarah sudah terdapat ha’ tanbih maka tercegah untuk mendatangkan lam ,maka diucapkan  هذاك  tidak boleh هذالك
Dilarangnya lam karena terlalu banyaknya huruf tambahan.

FAEDAH
 Kaf ditambahkan dengan dibaca fathah dan mufrad selamanya.
 Terdapat kaf beserta ha’ tanbih dihukumi sedikit ,seperti : هذاك   .


ISYARAH JAUH

دَانِي الْمَكَانِ وَ بِهِ الْكَافَ صِــــلاَ ۞ وَ بِهُـنَـــا أَوْ هَهُـنَـــــا أَشِــــــرْ إِلَى
Dan dengan هُـنَـــا atau هَهُـنَـــــا isyarahilah pada tempat yang dekat,dan sambunglah dengan kaf
أَوْ بِهُنَـــالِكَ انْطِقَــــــنْ أَوْ هِـنَّـــــا ۞ فـــــيِ الْبُعْـدِ أَوْ بِثَمَّ فُــــهْ أَوْ هَنَّا
Didalam musyar ilaih jauh ,atau denganثَمَّ  atau هَنَّا atau ucapkanlah هُنَـــالِكَ atau هِـنَّـــــا

Dan tempat  yang dekat diisyarahi dengan :
1. هُنَا .
2. هَهُنَا.
Seperti contoh : إنَّا هَهُنَا قَاعِدُوْنَ 
Dan untuk tempat yang jauh diisyarahi dengan :
1. هُنَاكَ   .
2. هَهُنَاكَ  .
3. هُنَالِكَ .
4. هَنَّا.
5. هِنَّا.
6. ثَمَّ.
Seperti contoh : وَ أَزْلَفْنَا ثَمَّ الْأَخَرِيْنَ 

FAEDAH
 Boleh memisah Antara ha’ tanbih dan isim isyarah dengan dhamirnya musyar ilaih,seperti : هَا أنَا ذَا ؛ هَا نَحْنُ هَؤُلَاءِ .






TABEL
 
أمثلة تبيين إسم إشارة
هَذَا كِتَابٌ مفرد مذكر ذا 1.
هَذِي فَاطِمَةٌ مفرد مؤنث ذي 2.
هَذِهِ فَاطِمَةٌ ذه 3.
تِلْكَ فَاطِمَةٌ تي 4.
تَا فَاطِمَةٌ تا 5.
أُوْلَىئِكَ الصَّالِحُوْنَ جمع مطلق أولى 6.
هُنَا زَيْدٌ قَائِمٌ إسم إشارة المكان الداني هنا 7.
هَهُنَا زَيْدٌ قَائِمٌ ههنا 8.
هُنَاكَ عَمْرٌو قَائِمٌ إسم إشارة المكان البعد هناك 9.
هُنَالِكَ عَمْرٌو قَائِمٌ هنالك 10.
هَهُنَالِكَ عَمْرٌو قَائِمٌ ههنالك 11.
ثَمَّ عَمْرٌو قَائِمٌ ثم 12.
هَنَّا عَمْرٌو قَائِمٌ هَنَّا 13.
هِنَّا عَمْرٌو قَائِمٌ هِنَّا 14.
15.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofiyullah alkahfi alfiyah bab fail

Shofiyullah Alkahfi alfiyah bab maful mutlaq

Shofiyullah alkahfi alfiyah bab tanazu'